Kulihat Wajah itu semakin menua..
Tangan yang dulu kokoh menggendongku kurasa mulai melemah
Uban-uban mulai menebal dirambutnya...
Senyumnya sudah tak sehangat dulu lagi...
Ayah...
Matamu terlihat lelah sekali,mungkin engkau butuh sedikit pijatan dan relaksasi dari rutinitasmu yang terus menuntut engkau forsir tenagamu
Engkau sepertinya kurang tidur,istirahatlah sebentar,agar wajahmu tak masam..
Aku tau engkau begitu untuk membayar beban hidup ku ayah..
Aku tau pikiranmu sangat penuh dengan tuntutan-tuntutan keinginanku yang kadang tak tanggung-tanggung kupinta darimu
Tanpa pernah aku berfikir bagaimana kerasnya engkau berusaha diluar sana...
Ayah..
Suatu hari nanti,pasti kan kugantikan membahagiakanmu
Saat nanti Baju toga dan gelar Sarjana Pendidikan Stara 1 telah kuraih
Saat itulah tugas-tugasmu telah harus kugantikan
Yah...Kuatlah dan tetaplah menjadi motivasi terbesar dalam hidupku
Tetaplah jadi Orang paling membanggakan dalam hidupku
Tetapla jadi Ayah yang paling hebat untukku
Tetaplah menjadi nafas yang selalu kubutuhkan
Tuhan tetap jaga ayahku dan ibuku disana..
Peluk takut mereka...
Buat mereka slalu kuat dalam mencari rezeki dijalanmu..
Buat mereka slalu bisa menjadi panutanku
Jadikan mereka Orang yang lebih hebat dari saat ini
sampaikan selalu pada mereka bahwa aku selalu menyayangi mereka
kupeluk mereka dalam do’a
Yogyakarta,With love
Diitaraa
Perjalanan ini terlalu sadis untuk kupendam sendiri, karena setiap perjalanan ini memiliki arti :)
Monday, October 29, 2012
Saturday, October 6, 2012
Lelaki sederhana,pemilik senyum itu...
Kadang pertemuan pertama itu tak berarti apa-apa namun jika ada pertemuan kedua tanpa disengaja mungkin tuhan sedang mendekatkan garis yang sama diantara kita
Awal yang sebenarnya biasa saja,kamu masuk dalam ruangan yang penuh kebisingan anak-anak ospek siang itu,dengan almamatermu dengan gagahnya kamu berjalan didepan barisan kami,seketika saja aku langsung terpaku,ketika aku menemukan sorot matamu tajam menyilaukanku.
aku sudah tak bergeming duniaku sudah seakan berhenti,aku tak merasa kepanasan lagi,senyummu yang mengembang saat kamu memperkenalkan diri didepan sudah cukup menyejukkanku.Tawa renyahmu disela-sela candaanmu sudah mampu membuatku ikut tertawa dan aku tak mau mengalihkan perhatianku padamu kala itu.
Setelah itu aku pikir aku sudah akan biasa lagi,aku kira mengagumi senyummu saat ospek hanya sekadar sementara,namun ternyata tuhan mengariskan pertemuan tanpa sengaja lagi, Tiba-tiba saja kamu ada diantara kakak-kakak senior distand makrab hari ini,padahal sejak seminggu lalu kamu tak pernah ada,kamu disana dan saat itu akupun terdorong untuk menghampiri stand dan mendaftar,suaramu yang memanggil manggil mahasiswa baru prodi bahasa terlalu sempurna ditelingaku,mungkin suaramu pulalah yang mengantarku tuk mendaftar hari ini.
saat kutuliskan namaku dalam lembar pendaftaran ,tiba-tiba saja kamu mengeja namaku yang sedang kutulis,kamu tau hatiku meledak-ledak kala itu,senyummu yang juga ikut mengembang membuatku ingin terbang,kemudian kamu mengajakku bercanda dan tertawa,mengajakku mengobrol ringan tentang darimana kota asalku,menanyakan namaku yang lucu katamu, “lho orang jawa tapi namanya kok british banget dek,dulu ibunya ngidam apa?” begitulah kamu mengajakku bercanda,dan akupun hanya tertawa dengan sesekali mencuri pandang tuk menatap senyummu,ah manis...dan kemudian kutanya tentang kolom terakhir dalam lembar pendaftaran itu padamu,ternyata tentang ukuran bajuku,aku tak tahu berapa ukuran pas untuk bajuku dan dengan iseng aku tanya padamu “kalau buat aku ukuran bajunya kira-kira berapa ya?” ah nakal rasanya aku...tapi kamu dengan serius menjawabnya dan akupun mengikuti saranmu,oh lagi-lagi kamu tersenyum sudahlah...
Kini aku tak sabar menunggu tanggal tujuhbelas oktober untuk bertemu kamu lagi,akan menghabiskan sehari semalam bersama kamu,ah aku benar-benar tak sabar,dan melihat lagi senyummu...
Yogyakarta,
Taradita
Awal yang sebenarnya biasa saja,kamu masuk dalam ruangan yang penuh kebisingan anak-anak ospek siang itu,dengan almamatermu dengan gagahnya kamu berjalan didepan barisan kami,seketika saja aku langsung terpaku,ketika aku menemukan sorot matamu tajam menyilaukanku.
aku sudah tak bergeming duniaku sudah seakan berhenti,aku tak merasa kepanasan lagi,senyummu yang mengembang saat kamu memperkenalkan diri didepan sudah cukup menyejukkanku.Tawa renyahmu disela-sela candaanmu sudah mampu membuatku ikut tertawa dan aku tak mau mengalihkan perhatianku padamu kala itu.
Setelah itu aku pikir aku sudah akan biasa lagi,aku kira mengagumi senyummu saat ospek hanya sekadar sementara,namun ternyata tuhan mengariskan pertemuan tanpa sengaja lagi, Tiba-tiba saja kamu ada diantara kakak-kakak senior distand makrab hari ini,padahal sejak seminggu lalu kamu tak pernah ada,kamu disana dan saat itu akupun terdorong untuk menghampiri stand dan mendaftar,suaramu yang memanggil manggil mahasiswa baru prodi bahasa terlalu sempurna ditelingaku,mungkin suaramu pulalah yang mengantarku tuk mendaftar hari ini.
saat kutuliskan namaku dalam lembar pendaftaran ,tiba-tiba saja kamu mengeja namaku yang sedang kutulis,kamu tau hatiku meledak-ledak kala itu,senyummu yang juga ikut mengembang membuatku ingin terbang,kemudian kamu mengajakku bercanda dan tertawa,mengajakku mengobrol ringan tentang darimana kota asalku,menanyakan namaku yang lucu katamu, “lho orang jawa tapi namanya kok british banget dek,dulu ibunya ngidam apa?” begitulah kamu mengajakku bercanda,dan akupun hanya tertawa dengan sesekali mencuri pandang tuk menatap senyummu,ah manis...dan kemudian kutanya tentang kolom terakhir dalam lembar pendaftaran itu padamu,ternyata tentang ukuran bajuku,aku tak tahu berapa ukuran pas untuk bajuku dan dengan iseng aku tanya padamu “kalau buat aku ukuran bajunya kira-kira berapa ya?” ah nakal rasanya aku...tapi kamu dengan serius menjawabnya dan akupun mengikuti saranmu,oh lagi-lagi kamu tersenyum sudahlah...
Kini aku tak sabar menunggu tanggal tujuhbelas oktober untuk bertemu kamu lagi,akan menghabiskan sehari semalam bersama kamu,ah aku benar-benar tak sabar,dan melihat lagi senyummu...
Yogyakarta,
Taradita
Selamat ulang tahun kamu Kekasihku (dulu)
“Kita sepertinya masih sama-sama berharap tapi kita sama-sama tak ingin mencoba lagi” –Taradita-
Aku masih ingat beberapa bulan lalu,kamu masih boleh kupanggil sayang,lenganmu masih boleh kugelayuti,pelukmu masih boleh menenangkanku,dan cintamu masih boleh kumiliki.
Sekarang sudah tujuhpuluh sembilan hari aku tak bisa lagi memanggilmu sayang,sudah tak bisa kupeluk takutmu,jarakpun kini seakan ikut menyiksa kita,menjauhkan kita dalam bentang yang luas.
Aku juga masih ingat ketika kamu mengucapkan selamat ulangtahun padaku dihari terakhir dibulan juli,dihari ke sepuluh aku sudah tak menjadi kekasihmu lagi,dan kamu adalah orang pertama yang mengucapkannya,sederhana memang hanya ucapan dan doa yang hanya singkat,tak berarti lebih namun saat itu pulalah aku masih menyayangimu lebih dan setelah hari itu kamu hilang lagi,tanpa tahu aku ketakutan saat itu,aku coba lewati hari-hari setelahnya sendiri,mencoba pura-pura kuat,mencoba pura-pura bahagia tanpamu,mencoba pura-pura menyayangi yang lain,tapi hatiku bisu,membungkam kenyataan yang sebenarnya masih sangat ingin kamu dan bukan yang lain.
Tapi kemudian kamu hadir dibulan september disaat bayanganmu perlahan mulai memudar,seakan kamu ingin menegaskan lagi ingatan tentang kita,membuka lagi luka perih yang perlahan mulai mati rasa,aku tak tahu apa maumu datang lagi,yang pasti saat itu aku seperti hidup lagi dalam kematian suriku dalam hatimu,kamu memberiku lagi arti dihidupmu meski itu hanya setitik,dan ya! Aku jatuh kehatimu lagi.
Sekarang dibulan oktober kamu terlalu Misterius dalam ingatan kadang kamu datang saat aku ingin berjalan melihat cahaya bahagia yang nyata dan kemudian kamu menghalangiku tuk melangkah,mengelyuti hatiku tuk tetap bertahan menantimu,dan tetap berharap padamu,tapi ketika aku mulai kembali bertahan menanti,kamu malah tiba-tiba hilang,tanpa peduli harapku dan cemasku yang cukup tegas,lalu aku kembali merintih kedinginan dalam bimbang dalam sudut yang entah harus bagimana.aku diam,kadang aku tersenyum,namun tiba-tiba saja menangis
entahlah...kamu sudah sangat mengatur sekali dalam otakku,kamu sudah masuk tepat dalam sel paling penting dalam otakku.
Selamat ulang tahun untukmu,aku hanya ingin menjadi orang pertama yang mengingatnya,dan mengucapkannya.aku hanya ingin melihat senyummu lebih dahulu
*Tertulis Lima hari sebelum hari Ulangtahunmu dan dengan penuh Cinta*
Yogyakarta
Taradita
Aku masih ingat beberapa bulan lalu,kamu masih boleh kupanggil sayang,lenganmu masih boleh kugelayuti,pelukmu masih boleh menenangkanku,dan cintamu masih boleh kumiliki.
Sekarang sudah tujuhpuluh sembilan hari aku tak bisa lagi memanggilmu sayang,sudah tak bisa kupeluk takutmu,jarakpun kini seakan ikut menyiksa kita,menjauhkan kita dalam bentang yang luas.
Aku juga masih ingat ketika kamu mengucapkan selamat ulangtahun padaku dihari terakhir dibulan juli,dihari ke sepuluh aku sudah tak menjadi kekasihmu lagi,dan kamu adalah orang pertama yang mengucapkannya,sederhana memang hanya ucapan dan doa yang hanya singkat,tak berarti lebih namun saat itu pulalah aku masih menyayangimu lebih dan setelah hari itu kamu hilang lagi,tanpa tahu aku ketakutan saat itu,aku coba lewati hari-hari setelahnya sendiri,mencoba pura-pura kuat,mencoba pura-pura bahagia tanpamu,mencoba pura-pura menyayangi yang lain,tapi hatiku bisu,membungkam kenyataan yang sebenarnya masih sangat ingin kamu dan bukan yang lain.
Tapi kemudian kamu hadir dibulan september disaat bayanganmu perlahan mulai memudar,seakan kamu ingin menegaskan lagi ingatan tentang kita,membuka lagi luka perih yang perlahan mulai mati rasa,aku tak tahu apa maumu datang lagi,yang pasti saat itu aku seperti hidup lagi dalam kematian suriku dalam hatimu,kamu memberiku lagi arti dihidupmu meski itu hanya setitik,dan ya! Aku jatuh kehatimu lagi.
Sekarang dibulan oktober kamu terlalu Misterius dalam ingatan kadang kamu datang saat aku ingin berjalan melihat cahaya bahagia yang nyata dan kemudian kamu menghalangiku tuk melangkah,mengelyuti hatiku tuk tetap bertahan menantimu,dan tetap berharap padamu,tapi ketika aku mulai kembali bertahan menanti,kamu malah tiba-tiba hilang,tanpa peduli harapku dan cemasku yang cukup tegas,lalu aku kembali merintih kedinginan dalam bimbang dalam sudut yang entah harus bagimana.aku diam,kadang aku tersenyum,namun tiba-tiba saja menangis
entahlah...kamu sudah sangat mengatur sekali dalam otakku,kamu sudah masuk tepat dalam sel paling penting dalam otakku.
Selamat ulang tahun untukmu,aku hanya ingin menjadi orang pertama yang mengingatnya,dan mengucapkannya.aku hanya ingin melihat senyummu lebih dahulu
*Tertulis Lima hari sebelum hari Ulangtahunmu dan dengan penuh Cinta*
Yogyakarta
Taradita
Subscribe to:
Posts (Atom)