“Kamu masih saja berjalan seenakmu tanpa melihat kebelakang sebentar,ada aku menjadi penyemangatmu aku selalu bertahan disudut ini hanya untuk selalu meyakinkan bahwa suatu saaat nanti tempatmu kembali adalah disini,dihati ini.”
Aku tidak ingin mengejarmu,sungguh melelahkan rasanya .Aku hanya ingin menunggu disini,duduk tenang,menyepi dari segala bisikan-bisikan yang menginginkanku beranjak dan pulang. Aku bahkan sebenarnya meragu mengapa ketololanku menunggu tak bisa kuperangi,aku tahu aku sangat tahu kelelahan hatiku seperti apa menunggumu adalah kelelahan yang kenikmati entahlah aku sangat sulit untuk memalingkan segala fikiranku untuk memikirkan yang lain untuk beranjak dan berlalri menjauhi jalur hidupmu.
Namun semakin aku tanamkan sugesti kuat dalam hatiku bahwa kamu bukan yang terbaik untukku namun semakin jauh pula hatiku berlari mengelayuti mu mengikuti segala aktifitasmu sudah menjadi candu bagiku,sudah sejauh ini sayangnya kamu belum juga membuka hati.
Jangan pernah bertanya sampai kapan aku akan menunggumu,karena aku akan menunggumu hingga kamu sadar nanti,hingga kamu menyadari segala penantian tak bertepi ini dan disaat kamu mulai menoleh kebelakang saat itulah aku berhenti menunggu.entah aku sudah berdarah dan mati suri atau kamu akan berhasil menyelamatkan hatiku dan memelukku seketika itu.
Sekarang hatiku masih kamu ombang ambingkan dibatasan ketersiksaan tak beraturan,kamu masih saja bermain dengan apa yang kusebut bahagia,mungkin kamu belum sadar apa artinya kesungguhan dan harapan,mungkin kamu belum pernah mengenal apa itu berjuang dalam harapan.
Sekarang kamu masih selalu kupeluk dalam doa-doa hangatku,aku masih dapat merasakan desahan nafasmu dalam setiap senyummu yang selalu kamu tuliskan dalam titik dua kurung tutup,aku masih suka melihat avatar ditwittermu,masih suka melihat segala aktivitasmu dimedia sosial,namun semua itu tidak mampu luluhkan hatimu untuk mengijinkanku menjaga hatimu seutuhnya tanpa perlu ada wanita lain yang kamu biarkan masuk.
Sayang,bisakah kamu berikanku kepastian untuk tetap membiarkanku mencoba menarik perhatianmu atau aku harus menyudahi segala perjuangan ku ini? Karena aku sudah terlalu sering mengenal luka dan aku sudah tidak ingin terjatuh pada kesalahan yang sama.
Aku membiarkanku berhenti dititik ini untuk menunggu dengan pasti bukan menunggu tuk terus kamu sakiti,Aku ingin mengenal kesabaran bukan memendam luka dan kebencian,dan aku ingin dapat tersenyum meski kamu selalu mencoba menyakitiku dengan belati yang kau selipkan dalam tiap senyumanmu.