Selamat tujuhbulan berlalu...
sebenarnya aku tak ingin menulis lagi tentangmu namun kamu masih jadi sajak yang selalu hadir diotakku ketika aku menulis.
Masih ingatkah limabulan lalu aku sudah ingin melepaskanmu sebagai sajak terindahku, namun kenyataannya kini tujuh bulan berlalupun hatiku masih mendekap namamu selalu.
Masih ada yang mengganjal dalam hatiku, “Apakah kita benar-benar tak bisa menyatu?”
Apakah garis jodoh tidak akan pernah mengantarkan kita pada jalan yang sama?
kalau saja aku boleh meminta, aku masih ingin sekali berjodoh denganmu, entahlah sudah tujuh bulan berlalupun hatiku masih terisi kamu.
Kini banyak sekali yang ingin membebaskanku dari jeratan kamu, banyak hati yang menawarkan diri tuk menemani kesepianku ini.
Namun tetap saja, berkali-kali hatiku hanya memusatkan perhatian pada kamu.
Entah mengapa kamu sangat berbeda, padahal pengabaianmu sudah sangat menyiksaku.
Entah mengapa kamu masih saja jadi yang tak henti aku tuliskan diatas nama cinta.
Hanya kamu yang mampu buatku cemburu setiap waktu, setiap aku harus melihatmu bermanja dengan perempuan-perempuan itu.aku sangat cemburu.
Tujuh bulan ini aku masih menyatakan hatiku tertawan olehmu, aku benar-benar berat untuk memalingkanmu.
Apalagi membencimu? Ah aku benar-benar tak sanggup.
Bisakah kamu lekas berhenti berkelana, dan kembali kepada rinduku?
Lihatlah tempat kembalimu ada dihatiku, andai kamu mau tahu.
Sebenarnya andai Tuhan mengembalikan kita diawal pertemuan itu, aku hanya ingin mengubah skenario kisah kita.
Andai bisa, aku ingin sekali mencintaimu lebih baik dari ini.
Andai bisa aku aku ingin menahanmu lebih lama diatara jalanan jogja, memintamu terus bermain sulap untukku, atau mungkin memintamu menggengam tanganku ketika kita menyebrang di jalanan malioboro.
Andai bisa waktu kita bersama, tuhan jatuhkan rintik hujan diantara kita, hingga kita bisa saling melindungi dan aku menemukan keteduhan diantara hangat senyummu yang tak henti kamu lontarkan ketika kita saling menatap. Dan aku bisa bersamamu lebih lama, lebih dekat.
Ah memang rasanya konyol sekali berharap masalalu itu bisa kembali, toh kenyataannya sangat berbeda.
kamu yang sekarang bukan lagi kamu yang dulu untukku. Aku tebak, kamu pasti sudah melupakan semua kenangan tentang kita.
Mungkin sudah tergantikan oleh kenangan bersama perempuan-perempuan itu.
Salah kah kalau aku sangat cemburu dengan perempuan-perempuan yang kamu bilang hanya teman, namun sangat mesra itu?
Aku cemburu, mereka telah berhasil menggantikanku tuk temani sepimu.
Lalu bagaimana dengan tujuhbulanmu? Ah aku sudah tahu jawabannya.
Kamu kini lebih bahagia ketimbang dulu saat bersamaku kan?
Aku lihat kini kamu juga semakin sukses dengan dunia sulapmu yang sangat kamu cintai itu.
Aku bisa apa sekarang? Hanya bisa ikut bahagia dengan kebahagiaanmu.
Hanya bisa merapalkan namamu diantara rapalan doaku kepada Tuhan, meminta yang terbaik untukmu, lalu meminta Tuhan untuk menggantikan rinduku dengan kebahagiaan dan perlindungan untukmu.
Andai saja Tujuhbulan lalu kita tidak pernah mencoba, mungkin kita tidak akan gagal dan menjauh sejauh-jauhnya seperti ini.
Kalau saja aku bisa mengganti Tujuhbulan yang salah ini, aku ingin menggantinya dengan satu hari yang indah saja bersamamu.
Selamat tujuhbulan berlalu sayang...