“Mama itu...walau kadang bawel, tapi aku gak pernah ngerasa keganggu, aku malah suka dibawelin sama mama.”
Mama malem ini dingin banget disini, tiba-tiba keingetan sama rumah sama mama, sama bapak, sama dedek.
Ma... Gimana dirumah? Pasti dingin juga kan? Jangan lupa pakek jaket sama selimutan ya ma...
Mama...
Jauh disini dan dirumah semua terasa beda banget, entahlah kini aku merasa hidupku sepi walau banyak teman-teman disampingku. Rasanya selalu saja ada yang kurang tanpa mama disini.
Aku harus susah payah bangun pagi tanpa suara mama teriak-teriak gedor pintu kamarku menyuruhku sholat subuh.
Aku juga sepi harus melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an sendiri, tanpa diiringi suara mama melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan fasihnya dengan qiroah yang subhanallah indahnya.
Sebenarnya aku senang sekali mendengar mama baca Al-Qur’an setiap selesai sholat, entah kenapa rasanya damai banget, semoga aku bisa baca Al-Qur’an sebaik mama ya
Setiap anak pasti punya kebanggan sendiri sama mamanya, bagi seorang anak, mama terbaik adalah mama mereka. Termasuk aku.
Malaikat titisan Tuhan diduniaku adalah mamaku, enta bagaimana mendeskripsikannya. Yang pasti hari ini aku ada karena mama.
Walau aku dan mama jarang banget ngobrol, tapi aku selalu yakin mama selalu membicarakan aku disetiap percakapannya dengan Tuhan.
Kadang ada rasa cemburu, ketika teman-temanku disini selalu ditelfon oleh mama mereka, atau selalu menelfon mama mereka, bahkan setiap hari.
Ketika mama mereka menanyakan kabar mereka, lalu menanyakan bagaimana sekolahnya disini, bahkan sampai hal-hal kecil seperti makan selalu diingetin sama mama mereka. Jujur aku pengen juga diperhatiin kayak gitu
Pengen rasanya nelfon mama, ketika sesak kerinduan ini sudah menumpuk. Tapi mulutku kelu ma, terlalu banyak kata yang terkunci tak mau keluar dari bibir ini. Bahkan hany untuk bilang “Ma...kangen” aja rasanya susahnya minta ampun.
Mama tau, aku gak pernah berani bilang kalau ada apa-apa, bukan karena aku ga mau, tapi karena aku takut nyakitin hati mama.
Aku tau terlalu banyak permasalahan yang mengganggu pikiran mama, makanya aku gak pengen nambah mama mikir.
Tapi kadang mama malah bilang aku gak pernah ijin kalo mau apa-apa atau kemana-mana, entah kenapa susah sekali cuman buat ijin sama mama? Padahal aku tau mama pasti khawatir sama aku.
Apapun yang mama lakuin, aku sama sekali gak pernah pengen marah sama mama, aku gak pernah bisa buat marah sama mama.
Ma.. temen-temenku kadang sering cerita kejelekan mama mereka, terus mereka maki-maki mama mereka. Saat denger kayak gitu aku juga sakit, aku gak tega dengernya, aku gak mau mamaku sakit juga karena anaknya.
Saat itu aku sadar, kalau aku masih punya mama yang lebih baik, mama yang ngak pernah lelah memanjatkan doa, terlebih buat anak-anaknya.
Mama itu wonder women aku, mama itu koki terbaik dirumah walau jarang masak, mama itu mama paling keren karena bisa betah gak tidur seharian kalau lagi ngurusin koreksi murid-murid sama ngurusin rapot, mama itu mama yang gaul. All about you mom, i just say “awesome” .
Maafin anakmu ini ya ma..masih sering bandel, bikin mama marah, belum bisa ngasih yang terbaik buat mama.
Selamat hari ibu, mamaku yang paling cantik
22 Desember 2013
Perjalanan ini terlalu sadis untuk kupendam sendiri, karena setiap perjalanan ini memiliki arti :)
Thursday, December 26, 2013
Friday, December 13, 2013
Terlalu singkat
Selamat malam tuan yang hanya singkat kita dekat..
Sebelumnya ada yang harus tuan tahu bahwa aku terlalu senang menghitung hari dan ini sudah lima minggu setelah seminggu awal perkenalan kita.
Coba kuingatkan..
Sebelum lima minggu yang lalu kita hanya sekedar teman lama yang tidak benar-benar saling mengenal, dengan tiba-tiba saja kamu membuka obrolan dichat lalu kita coba saling mengingat. Aku mengenalmu namun kamu tidak benar-benar mengenalku.
Kita hanya sebatas teman lama yang coba saling mengenal lebih dekat.
Baru sehari saja setelah kita berkenalan, kamu sudah sangat berhasil menciptakan tawa dan senyuman dalam setiap obrolan-obrolan kecil kita.
Namun aku takut mengartikannya lebih..
Lalu beberapa hari berlalu kamu semakin mampu membuat tidurku menjadi terganggu, memaksaku memintamu mengabariku dan menciptakan senyuman sebelum kupejamkan mataku.
Kamu mampu menciptakan perasaan aneh itu dalam sekejap waktu, terlalu banyak hal yang mampu kau jadikan alasan aku tersenyum setiap ketikan kata-kata mu dalam sms.
Aku mulai kecanduan kamu namun satu sisi ketakutan akan di sia-siakan kamu itu muncul..
Hingga kau mengajakku untuk bertemu, kau tahu? Aku butuh waktu lama untuk benar-benar menyiapkan hatiku untuk patah lagi ketika kita akan benar-benar bertemu.
Semua ketakutan sepeti yang sudah-sudah muncul kembali, aku hanya mencoba menepisnya namun aku terlalu yakin kalau akan patah lagi.
Akhirnya kita bertemu, hatiku kupaksakan benar-benar tegar ketika akhirnya matamu dan mataku bertemu, hingga kau mengulirkan tanganmu dan melemparkan senyummu.
Hari itu, Tugu jogja jadi saksi awal kita bertemu aku membonceng mu, dibelakang punggungmu hatiku sebenarnya ketakutan.
kau mengajakku menonton shaloom di Mandala Krida, ah sebenarnya aku benar-benar tak tahu dunia mu ini, ini masih terlalu asing untukku.
Namun sepanjang bersamamu, aku tahu yang mengasyikkan bukan acaranya namun ketika ada kamu disampingku.
Memang, saat itu malam minggu dan kebanyakan yang nonton berpasangan.
Lalu kita? Ah kau tahu, saat itu aku merasa kita seperti pasangan walau kau tidak menggengam tanganku namun didekatmu aku merasa jiwaku tidak sendiri lagi.
Terlalu banyak yang kita biarakan, dan kau terlalu sering menciptakan senyuman.
Malam itu aku semakin tidak bisa menahan, aku merasa terlalu banyak kesamaan diantara kita. Kamu anak sastra arab aku anak sastra indonesia, kamu suka comic standup comedy dan aku penikmat standup comedy, kamu tidak suka merokok dan aku tidak suka orang merokok, aku merasa jiwaku ada dikamu.
Hanya dua jam bersamamu aku bisa melupakan semua ketakutan akan patahnya hatiku. Hingga kau mengantarkanku pulang, satu yang kuingat kata terakhir yang kau ucapkan “Good night sweet dream” dengan saya kocakmu. ah rasanya terlalu lama tak ada yang menguapkan itu padaku.
Sehari berlalu, pagi itu ketakutan itu akhirnya seperti mimpi yang menjadi kenyataan, semua dunia itu berjungkir kembali menjadi kenyataan, seperti mimpi yang sudah berakhir.tidak ada lagi smsmu masuk dalam inbox hpku, tidak ada lagi chat obrolanmu dalam facebookku
Dan akhirnya untuk ketiga kalinya hatiku patah karena hal yang sama. Hingga aku tak tahu hatiku bukan lagi patah, ini lebih dari hancur berkeping-keping.
Terimakasih untuk kamu, untuk yang ketiga kalinya meremukkan hatiku. Dengarlah tuan.. hidupku masih harus aku teruskan.
Sepeti menebak teka-teki yang sudah kutahu jawabannya. Seperti sudah tahu akan jatuh namun tetap mencoba.
Mungkin pemikiranmu sama dengan lelaki-lelaki itu. Aku sudah terlalu sadar diri untuk itu.
Kulihat kini hidupmu lebih baik, kukira kamu baik-baik saja selalu tanpa aku.
Terimakasih untuk seminggu-nya..
Terimakasih telah mencoba membuat senyuman dan tawa dihidupku, setidaknya namaku pernah ada difikiranmu.
Baik-baiklah dengan studimu semoga Tuhan melancarkan segalanya untukmu
Dari yang lima minggu lalu pernah masuk dalam hidupmu walau hanya seminggu
Sebelumnya ada yang harus tuan tahu bahwa aku terlalu senang menghitung hari dan ini sudah lima minggu setelah seminggu awal perkenalan kita.
Coba kuingatkan..
Sebelum lima minggu yang lalu kita hanya sekedar teman lama yang tidak benar-benar saling mengenal, dengan tiba-tiba saja kamu membuka obrolan dichat lalu kita coba saling mengingat. Aku mengenalmu namun kamu tidak benar-benar mengenalku.
Kita hanya sebatas teman lama yang coba saling mengenal lebih dekat.
Baru sehari saja setelah kita berkenalan, kamu sudah sangat berhasil menciptakan tawa dan senyuman dalam setiap obrolan-obrolan kecil kita.
Namun aku takut mengartikannya lebih..
Lalu beberapa hari berlalu kamu semakin mampu membuat tidurku menjadi terganggu, memaksaku memintamu mengabariku dan menciptakan senyuman sebelum kupejamkan mataku.
Kamu mampu menciptakan perasaan aneh itu dalam sekejap waktu, terlalu banyak hal yang mampu kau jadikan alasan aku tersenyum setiap ketikan kata-kata mu dalam sms.
Aku mulai kecanduan kamu namun satu sisi ketakutan akan di sia-siakan kamu itu muncul..
Hingga kau mengajakku untuk bertemu, kau tahu? Aku butuh waktu lama untuk benar-benar menyiapkan hatiku untuk patah lagi ketika kita akan benar-benar bertemu.
Semua ketakutan sepeti yang sudah-sudah muncul kembali, aku hanya mencoba menepisnya namun aku terlalu yakin kalau akan patah lagi.
Akhirnya kita bertemu, hatiku kupaksakan benar-benar tegar ketika akhirnya matamu dan mataku bertemu, hingga kau mengulirkan tanganmu dan melemparkan senyummu.
Hari itu, Tugu jogja jadi saksi awal kita bertemu aku membonceng mu, dibelakang punggungmu hatiku sebenarnya ketakutan.
kau mengajakku menonton shaloom di Mandala Krida, ah sebenarnya aku benar-benar tak tahu dunia mu ini, ini masih terlalu asing untukku.
Namun sepanjang bersamamu, aku tahu yang mengasyikkan bukan acaranya namun ketika ada kamu disampingku.
Memang, saat itu malam minggu dan kebanyakan yang nonton berpasangan.
Lalu kita? Ah kau tahu, saat itu aku merasa kita seperti pasangan walau kau tidak menggengam tanganku namun didekatmu aku merasa jiwaku tidak sendiri lagi.
Terlalu banyak yang kita biarakan, dan kau terlalu sering menciptakan senyuman.
Malam itu aku semakin tidak bisa menahan, aku merasa terlalu banyak kesamaan diantara kita. Kamu anak sastra arab aku anak sastra indonesia, kamu suka comic standup comedy dan aku penikmat standup comedy, kamu tidak suka merokok dan aku tidak suka orang merokok, aku merasa jiwaku ada dikamu.
Hanya dua jam bersamamu aku bisa melupakan semua ketakutan akan patahnya hatiku. Hingga kau mengantarkanku pulang, satu yang kuingat kata terakhir yang kau ucapkan “Good night sweet dream” dengan saya kocakmu. ah rasanya terlalu lama tak ada yang menguapkan itu padaku.
Sehari berlalu, pagi itu ketakutan itu akhirnya seperti mimpi yang menjadi kenyataan, semua dunia itu berjungkir kembali menjadi kenyataan, seperti mimpi yang sudah berakhir.tidak ada lagi smsmu masuk dalam inbox hpku, tidak ada lagi chat obrolanmu dalam facebookku
Dan akhirnya untuk ketiga kalinya hatiku patah karena hal yang sama. Hingga aku tak tahu hatiku bukan lagi patah, ini lebih dari hancur berkeping-keping.
Terimakasih untuk kamu, untuk yang ketiga kalinya meremukkan hatiku. Dengarlah tuan.. hidupku masih harus aku teruskan.
Sepeti menebak teka-teki yang sudah kutahu jawabannya. Seperti sudah tahu akan jatuh namun tetap mencoba.
Mungkin pemikiranmu sama dengan lelaki-lelaki itu. Aku sudah terlalu sadar diri untuk itu.
Kulihat kini hidupmu lebih baik, kukira kamu baik-baik saja selalu tanpa aku.
Terimakasih untuk seminggu-nya..
Terimakasih telah mencoba membuat senyuman dan tawa dihidupku, setidaknya namaku pernah ada difikiranmu.
Baik-baiklah dengan studimu semoga Tuhan melancarkan segalanya untukmu
Dari yang lima minggu lalu pernah masuk dalam hidupmu walau hanya seminggu
Subscribe to:
Posts (Atom)