Terimakasih tuan untuk segala pengacuahanmu, kini aku sadar bahwa aku harus melangkah lebih jauh darimu :)

Friday, December 4, 2015

THE END : BISAKAH KITA (PURA-PURA) BAIK-BAIK SAJA?

Hai tuan.. saat bertemu kemarin ingin sekali kutanyakan ini, bagaimana kabarmu?

Lama ya, sejak pertemuan itu. Ah sudah berapa tahun ya? Satu tahun? Atau lebih? Haha pasti kamupun sudah lupa. Iya kan? Kalau menurut perhitunganku itu sudah satu setengah tahun yang lalu. Namun, tak usah kamu pikirkan itu, bukankah banyak hal yang lebih penting untuk kita bicarakan?

Bagaimana perasaanmu kemarin? Pasti kamu terkejut ya? Akupun begitu. Saat itu rasanya kita sedang berada dalam drama yang sangat menye. Satu hal yang paling kutakutkan akhirnya terjadi juga. Yah aku tahu waktu itu pasti akan terjadi walaupun aku belum sepenuhnya siap. Pertemuan yang pasti akan terjadi dan akan terjadi lagi entah kapan.

Saat itu kamu sudah sangat berbeda ya. Sekarang kamu semakin dingin ya, sudah seperti es batu yang kelamaan di freezer. Kenapa? Kamu merasa ada yang ganjil di perasaanmu? Atau kamu merasa sungkan karena ternyata aku berdiri dibelakang lelaki tangguh yang mau memberikan tempat paling dalam dihatinya yang ternyata dia adalah temanmu.

Satu yang kutahu, selama pertemuan itu kamu tak pernah sekalipun berani menatapku pun menyapaku. Kamu seolah membuatku merasa bersalah berada diantara kalian.

Jelaskan, apakah benar ini salahku? Ketika akhirnya aku memilih dia yang tidak membuatku menunggu dan terus dihantui pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah menemui jawab. Atau kamu merasa menyesal? Ah kurasa tidak! Sampai detik inipun aku masih sangat meyakini bahwa hatimu masih saja untuk perempuan itu, masalalumu kan? Haha tenang, aku sudah tidak ingin membakar perasaanku sendiri dengan memikirkanmu dan perasaanmu.

Walaupun jujur dari jauh hati ini masih ada debar yang kacau ketika bertemu denganmu.

Mau kuceritakan sedikit tentang aku dan temanmu yang kini sudah mampu menarikku dari tak mampunya aku tanpamu? Aku tak pernah merencanakan untuk memiliki hubungan yang masih ada keterkaitannya denganmu.

Namun sepertinya Tuhan, Semesta dan Jarak seolah berkompromi untuk mempertemukan aku dengan dia. Kitapun tak pernah merencanakan pendekatan untuk memiliki hubungan lebih jauh.
Dengar ini, aku dan dia menjadi kekasih awalnya hanya sebuah bahan candaan namun makin lama ternyata kita punya keterkaitan satu sama lain. Tidak butuh waktu lama kan? Toh kita bisa bertahan cukup lama, hampir satu tahun ini. Menyenangkan ya tidak membutuhkan waktu lama untuk memperjuangkan seseorang.

Aku sudah lama tidak menulis tentangmu lagi, mungkin ini tulisan terakhirku untukmu. Aku sungguh ingin sekali berpindah sepenuhnya. Walaupun aku tahu aku masih belum mampu menganggap semua biasa saja namun percayalah aku akan segera mencobanya.
Aku tahu aku masih sering mencari tahu tentangmu, namun percayalah aku akan segera berhenti. Jadi, biskah kita (pura-pura) tetap baik-baik saja layaknya teman lama yang sudah lama tidak bertemu dan saling mempertanyakan kabar, mengingat tentang cerita-cerita kita dulu semasa sekolah atau mungkin saling berbagi cerita tentang aku ataupun kamu? Bisakah kita baik-baik saja di depan kekasihku? Aku tidak lagi menginginkanmu memenangkan hatiku, aku hanya ingin memiliki tempat di hatimu sebagai temanmu.

Sungguh itu saja tidak lebih. Mari kita lupakan memori itu, mari kita lupakan kalau kita pernah sempat bermimpi bersama, pernah sempat memiliki debar perasaan yang sama, pernah ingin saling memperjuangkan bersama.

Aku tahu tidak ada temanmu yang tahu tentang kita dulu, jadi mari kita hapus saja. Aku sudah tidak apa-apa. Percayalah, aku sudah mengikhlaskan semuanya, aku sudah mencoba untuk biasa saja.

Terimakasih karena kamu pernah mengajarkanku bagaimana caranya berjuang untuk mendapatkan seseorang.

Ternyata tidak mudah untuk dapat memiliki apa kita harapkan. Mungkin benar, apa yang kita kira benar belum tentu benar dimata Allah, sebaliknya yang kita pikir tidak benar bisa saja itu yang paling baik untuk kita.

Maaf juga bila ternyata hadirku di tengah-tengah persahabatan kalian justru membuatmu dan dan kekasihku sedikit jauh. Aku tidak pernah bermaksud untuk itu. Mari kita jadi lawan main yang baik.

Dari yang selalu menulismu namun bukan yang sering kau baca
Dari yang kini bernaung di belakang temanmu
Dudul

No comments:

Post a Comment