Terimakasih tuan untuk segala pengacuahanmu, kini aku sadar bahwa aku harus melangkah lebih jauh darimu :)

Saturday, October 4, 2014

Kamu lagi, Mas

Malam ini kamu kembali lagi mas.. namun selalu hanya singgah bukan tuk pindah.

Malam ini kembali namamu menjadi fokus pikiranku, aku sudah mencoba biasa saja tapi aku lemah. Kenapa lagi? Apakah kekasihmu sudah kamu acuhkan? Apakah kamu kembali karena kamu sudah terlalu lelah berlari-lari?
Ini hatiku apakah kau anggap tempat persinggahanmu ketika kamu sendiri? Kamu memintaku menghangatkanmu dari dinginnya badai diluar lalu kamu akan pergi ketika fajar mulai kemerah-merahan?

Mengapa kamu hanya menghubungiku ketika kamu sudah kehilangan cintamu? Namun kamu tak pernah benar-benar ingin tinggal, kamu hanya datang sekadar bersinggah lalu pergi dan begitu seterusnya. Apakah aku harus percaya kamu? Disaat semua perasaan masih untukmu namun aku selalu mengerti bahwa aku ini hanya pelarian bukan tujuan. Bagaimana aku harus memposisikan diriku untukmu?

Kamu selalu mengatakan rindu kepadaku namun kamu mengikat hatimu dengannya. Apakah rindu selalu tak punya tempat yang tepat? Lalu apakah artinya rindu? Apakah hanya lelucon yang hanya perlu di tertawakan saja?

Mas.. aku sangat paham, aku bukan prioritas, aku sangat mengerti bahwa kamu hanya menganggapku tempat singgah namun bisakah kamu tak perlu membawa rindu dan gombalan mautmu ketika kamu bersinggah dihatiku? Bisakah kamu bersinggah sebagai seorang kawan lama yang ingin berbagi cerita bahagiamu saja? Karena hatiku sudah sangat sesak dengan isian gombalanmu yang bahkan sudah sangat aku hafal.

Aku tidak mengerti apakah aku yang terlalu baik memaafkanmu atau kamu yang terlalu jahat bermain dengan perasaanku. Aku seperti bonekamu yang kamu mainkan ketika tidak ada mainan lagi tuk kamu mainkan. Namun sungguh aku tidak bisa mengacuhkanmu pun membencimu. Aku telalu lemah untuk mencoba membencimu ataupun mengacuhkan segala perlakuanmu.

Tolong berhenti untuk selalu menyeretku ketika kamu ada masalah dengan kekasihmu. Tolong berhenti mengeluarkan jurus-jurusmu untuk sekadar menarik simpatiku. Aku bahkan sudah muak sebenarnya namun aku tidak pernah mampu untukm mengacuhkanmu, mengertilah...

Bisakah kita sewajarnya saja, biasa saja menganggap kedekatan kita. Aku tak ingin menjadi perusak hubungan orang mas.. mengertilah bahwa simpatiku hanya sekadar simpati sebagai teman dan tidak ingin selalu lebih dari itu. Jangan perbesar rasa penyesalanku dulu, jangan.

Aku yakin kamu adalah pria baik dan kamu tak akan menyakiti wanita manapun kan? Aku sangat tahu kekasihmu sangat menyayangimu, jadi jagalah ia jangan sampai penyesalanmu akan menganggumu nantinya. Berhentilah untuk terus bermain-main dan terus menuntut. Lelaki baik akan selalu memberikan yang terbaik untuk wanita terbaiknya.

Wednesday, September 10, 2014

Yang Terlewatkan

Tuan, malam ini ketika aku mulai menulis ini aku sedang mendengarkan lagu yang terlewatkan milik SO7.
Kau tahu tuan? Seakan-akan lirik-lirik didalam lagu ini menghantamku keras-keras. Aku dipentalkan lagi kemasa-masa dimana aku kembali menyesali apa yang dulu harusnya kulakukan yaitu membuatmu tetap bertahan, mengikatmu dengan status yang pasti dan kesalahanku yang melepaskanmu begitu saja.

Hingga akhirnya kamu kini telah menghabiskan tiap senyuman bersama wanita lain, yang bukan aku.
Kau tahu tuan? Bagaimana kejamnya aku membunuh setiap benih-benih kerinduan yang lancang tumbuh di batinku, aku sekuat tenaga menepisnya agar tidak berkembang makin besar.

Andaipun kini aku mengungkapkan betapa menyesalnya aku kala itu tidak membuatmu bertahan, andaipun aku bilang bahwa aku dulu sangat-sangat ingin juga memilikimu, mungkin kamu akan memakiku dan murka denganku.
Aku tahu, dulu aku terlalu membesarkan ketakutanku akan cinta yang salah, aku terlalu dini mengutukmu sama dengan laki-laki lain yang pernah masuk kedalam hidupku dan menghacurkan hatiku begitu saja.

Aku barusaja melihat postingan fotomu tuan, sungguh aku makin dipukul oleh perasaan sesal yang mendalam, aku bagai diruang hampa oksigen, aku sesak!
Melihatmu tampil dipanggung menghibur mahasiswa baru di kampusmu, kamu sungguh mempesona tuan.
Aku pernah sekali bermimpi bisa menjadi orang yang akan kamu nyanyikan lagu spesial di atas panggung,lalu kau tarik aku ke atas panggung dan kau beri aku mawar. Romantis bukan? Maaf, sekali lagi aku harus sadar bahwa kini kau kepunyaan orang.

Tuan, aku sebenarnya ingin sekali mengetahui bagaimana sebenarnya isi hatimu. Kamu sudah memilih dia sebagai kekasihmu, namun kamu juga seperti tidak pernah merasa bahagia dengannya.
Tahukah kau? Hatiku juga sakit ketika aku tahu kamu tidak bahagia dengannya, aku seperti ingin memelukmu tuk membantumu ringankan pedihmu, tapi aku bukan siapa-siapa. Aku tidak tahu apakah aku masih memiliki secil ruang dihatimu atau tidak. Namun biarlah dari jauh sini, ada doa-doa yang selalu aku panjatkan untukmu, ada malaikat-malaikat kecil yang ku kirimkan tuk membantu hapuskan pedihmu. Semoga dari jari ribuan mil kita, tuhan selalu mengabulkan doa kita.

Malam ini tuan, aku ingin membuat suatu pernyataan bahwa aku masih sering hilang kendali dan lancang merindukanmu.
Aku sebenarnya juga tidak ingin hal ini terjadi, namun apakah kesanggupanku ini, aku tidak mampu mengendalikan diriku sendiri. Maka, aku ingin meminta maaf kepada kekasihmu yang mungkin saja akan cemburu, bahwa sesungguhnya merindukanmu adalah di luar kendaliku.

Tidurlah dengan nyenyak tuan, jangan kau pikirkan tentang tulisan maha tidak penting ini. Ini hanya sedikit ketololan yang ingin sekali aku ungkapkan namun aku tidak ingin menganggu pikiranmu bahkan kekasihmu.

Tuesday, August 26, 2014

Jalanan Kota Ini

Melewati sudut-sudut jalanan kota kecil yang sepi ini, kota kita yang kecil namun berjarak untuk kita.
Bagaimana tidak? kau dan aku sama-sama disini namun seolah takdir tidak pernah ingin mempertemukankan kita pada jalan yang sama, pada garis kebetulan.
Kau disitu aku disini, kita disatu kota yang sama, namun terasa sangat jauh.

Aku mencarimu, namun aku selalu kehilangan arah. Sepertinya malaikat mulai mempermainkanku, mencoba mengusikku untuk beranjak dan berlalu.
Aku ingin bisa menemukanmu, tanpa harus aku berlari menuju rumahmu lalu mengetuk pintu rumahmu dan perlu kukatakan bahwa aku merindukanmu. Aku tak seberani itu, sayang.

Jarak memang kejam, hanya bagi orang yang dekat namun merasa berjauhan. Bukan jarak berkilo-kilo namun jarak beratus-ratus hati yang tak mampu aku lewati untuk menemukanmu dirumah hatimu. Terlalu banyak hati disana, aku tak mampu melewatinya. Sulit.

Jalanan kota ini sangat tau, bagaimana aku selalu melewati jalan-jalan ini dengan harap kamu juga melewati jalan yang sama lalu mata kita bisa saling menemukan dan saling menjerat.
Namun sayang berapapun lamanya aku berharap, jarak hati kita memang terlampau jauh. Aku kelelahan.

Kalau saja mereka bisa bersaksi atas nama kerinduanku, mereka pasti akan mengatakan padamu bahwa selalu ada perempuan yang dengan penuh harap dapat menemukanmu dijalan ini, ada sesosok perempuan gila yang sejak beberapa tahun ini sangat ingin melewati jalan ini bersamamu. Bahkan, ia pun pernah memimpikan dapat berjalan berdampingan menuju altar pernikahan bersamamu. Sungguh gila.

Kini, aku sudah terlalu yakin bahwa kita memang tidak ditakdirkan untuk berjodoh, kita jauh dari kata sama dalam segala hal meski aku sudah banyak mencoba untuk dapat menyukai segala hal yang kamu sukai. Aku sudah berlari jauh dari dariku sendiri, aku sudah bermetamorfosa menjadi seperti bayangan yang berharap dapat kamu lihat.
Silahkan kamu panggil aku gila, perempuan dengan tampang pas-pasan yang dengan lancang ingin sekali kau genggam, yang selalu menjadikanmu imaji yang tak dapat lagi tergantikan.

Maaf untuk kesekian kalinya, dijalanan kota ini aku akan mulai menyadari bahwa memang jauh kita dari kata bersama.
Kamu melewati jalanan ini dengan perempuan lain, dan aku dijalan ini menunggumu dengan harapan penuh.
Maka, berawal dari jalan ini pulalah aku mulai melaangkah dan meninggalkan semua kenangan dijalanan kota ini, bila kamu lelah lalu berhenti dikota kita ini dan kamu perlahan mulai menyadari kenangan-kenangan kita pernah ada dikota ini, tapi maaf mungkin saat itu aku sudah melewati jalan ini dengan yang lain, dengan yang mau menyadari bahwa perempuan tak seharusnya dibiarkan menunggu karena dari keletihan-keletihan nya menunggu Tuhan sudah menciptakan kekuatan baru.



Selamat menikmati jalanan kota ini dengan siapapun dan kapanpun, jangan pernah berhenti dan menunggu siapapun yang sudah berlalu.

Monday, August 4, 2014

Maafkan Aku yang Merindukanmu

Malam ini akhirnya aku tulis juga tulisan ini, entahlah aku sedang kegilaan menahan rindu...

Selamat malam tuan yang sudah kepunyaan orang
Maafkan aku, malam ini aku benar-benar tidak bisa menahan perasaan rindu yang beberapa hari ini aku coba pendam dalam-dalam.
ini salahmu tuan, karena beberapa hari lalu kamu tiba-tiba kontakmu masuk dalam list chat bbmku.
Salahmu kamu mulai mengajakku mengobrol tanpa kamu tahu usahaku yang mati-matian menepis kamu dan semua kenangan tak sengaja yang kamu torehkan dengan sangat mendalam.
Kamu menggodakan, mengatakan tentang inginmu untuk aku main kerumahmu, katamu ingin kau kenalkan aku dengan orang tuamu, ah lelucon tolol apa itu.
Sumpah perasaanku kembali melayang-layang lagi.
Awalnya kukira kau hanya salah chat atau mungkin kamu sedang kurang waras tapi itu benar-benar nyata chat darimu.

Tuan, tahukah kamu setelah hari itu aku seperti kamu beri nyawa lagi untuk kembali berharap dan berangan mendapatkan lagi kesempatan untuk dapat bersamamu.
Sempat kupikir kamu sudah mengakhiri hubunganmu dengan kekasihmu itu, tapi aku ternyata hanya sebatas tempatmu berlari saat kamu sedang ada masalah dengan kekasihmu.
Sakit tuan mengetahui kata-katamu yang masih manis seperti dulu itu ternyata hanya seperti basa-basi, hanya sekedar omongan tidak penting saat khilafmu.

Entah mengapa akhir-akhir ini rasa sesal itu sangat terasa meyeruak di hatiku, rasa yang selalu saja hadir disetiap lamunanku.
Kamu menjadi semakin mempesona saja, aku sungguh rapuh untuk begitu saja melewatkanmu. Akhir-akhir ini seperti bisikan-bisikan jahat setan itu muncul, bahkan hingga terbesit pertanyaan “kapan kamu putus dengan kekasihmu itu?”
Gila? Memang.
Aku kehabisan cara untuk mengendalikan rinduku sendiri, tolong bantu aku menjadi biasa saja sepertimu.

Tuan, tolong sampaikan maafku untuk kekasihmu, kekasihmu yang sangat sabar menyayangimu, kekasihmu yang masih mau bertahan untukmu meski kamu terlalu sering sibuk sendiri.
Tolong katakan padanya, tetaplah sabar menyayangimu, tetaplah bertahan untukmu, karena dia yang terbaik untukmu, karena kamu terlalu beruntung mendapatkannya.
Tolong kamu jangan menyakiti wanitamu itu, mungkin kamu tidak akan mendapatkan wanita sepertinya lagi kelak, tak juga aku.
Katakan juga pada kekasihmu, maafkan aku karena lancang merindukan kekasihnya, yang telah tega berharap kekasihnya bisa menjadi milikku.

Tuan, jadilah lelaki yang setia meski nanti kau tau aku ternyata masih telalu menyayangimu.
Jadilah lelaki yang bertanggung jawab dengan kelakuannya, aku yakin kamu bisa menjadi kebanggannya.
Aku lebih baik seperti ini daripada harus merebutmu dari wanita yang sangat jauh lebih baik dari aku.

Mencintai itu urusan hatimu, kamu tidak pernah bisa mengatur satu hal dari hidupmu yaitu pada siapa kamu jatuh cinta, namun kamu masih bisa menentukan kemana hatimu kamu labuhkan. Jatuh cinta itu urusan hati, menjatuhkan hati itu urusan masadepanmu - @Taradita18

Thursday, July 24, 2014

Seharusnya Aku Sudah Tidak Menulis Tentangmu Lagi

Seharusnya aku sudah tidak menulis tentangmu lagi, seharusnya aku sudah memiliki kisah baru untuk kutulis, namun aku sadar bahwa akhir-akhir ini aku hanya memaksakan perasaanku untuk ikhlas.
Hari ini aku tahu bahwa aku masih terlalu sakit didalam hatiku, aku masih tak bisa melihatmu berjuang untuk yang lain.

Hari ini, aku sungguh sadar bahwa ternyata aku belum bisa benar-benar ikhlas melepaskanmu.
Hari ini aku melihatmu kesakitan memperjuangkan dia, wanita yang baru beberapa bulan kamu kenal.
Lalu bagaimana aku yang bertahun-tahun memperjuangkanmu namun tak kau pedulikan?
Sehebat apakah wanita itu bisa membuatmu sangat ambisius mengejarnya?

Hari ini aku sadar juga bahwa terlalu sulit mencari orang yang bisa mencintai seseorang tanpa melihat fisik dahulu.
Aku menyadari bahwa fisik seseorang adalah awal seseorang dapat jatuh cinta. Ya, dia cantik bahkan dapat kukatakan sangat cantik.
Memang seharusnya aku sadar diri, kamu tak mungkin bisa mencintaiku.

Aku sungguh tidak menyesali perjuanganku bertahun-tahun untukmu, aku hanya ingin semua ini dapat berakhir.
Aku perlu melanjutkan hidupku seperti kamu melanjutkan hidupmu tanpa pernah sedikitpun memikirkanku.
Aku juga ingin bisa selalu bahagia seperti kamu bahagia tanpa memperdulikanku. Kenapa aku yang harus berjuang sendirian?

Kini kamu sedang tertatih memperjuangkan dia, kamu sedang merasakan rasanya diberi harapan kosong, kamu sedang merasakan rasanya sulit mengontrol emosi perasaanmu kan?
Apakah kamu terbesit bahwa seperti itulah aku memperjuangkanmu? Kamu baru beberapa bulan kesakitan, aku sudah bertahun-tahun menahan sakit itu.
Kita impas kan sekarang? Jadi tolong beritahu aku bagaimana menghentikan perasaan ini untukmu. Aku ingin mundur dari pertarungan berdarah-darah ini, aku ingin melanjutkan hidupku yang tidak ada kamunya.

Aku ingin meraskan rasanya menemukan seseorang yang benar-benar dapat menerima segala kurang dan lebihku. Bukan kamu.
Aku ingin merasakan rasanya diperjuangkan sepenuh hati dengan segala hal-hal romantis yang dapat membuatku benar-benar jatuh cinta. Bukan olehmu.
Aku ingin semua drama melankolis hatiku ini berakhir, aku ingin menemukan lagi senyumku yang benar-benar dihadirkan oleh seseorang yang tulus. Bukan sepertimu.

Tolong, berhenti membuatku terus berfikir bahwa kamu adalah yang terbaik yang pernah aku temui.
Tolong, hentikan semua panah-panah pesonamu yang selalu membuatku berhenti dan menunggumu.
Aku butuh benar-benar bahagia, bukan bahagia dengan harapan-harapan kosong yang kubuat sendiri.

Setelah ini, aku hanya ingin semua angan-angan kosong ini hilang.
Angan-angan tentang kamu yang suatu saat pasti akan bisa mencintaiku juga.
Aku sudah terlalu jauh tersesat dalam labirin hatimu yang tak juga kamu beri petunjuk.
Beritahu aku jalan keluar dari hatimu, agar aku dapat menemukan labirin hati yang lebih baik.

Thursday, July 17, 2014

Kenapa Kamu Kembali

“Kenapa kamu harus kembali lagi disaat semua sudah coba ku ikhlaskan, ketika aku sudah bisa terima bahwa hatimu sudah milik yang lain?”

Tiba-tiba saja kamu kembali dengan entah mengapa, kamu mencoba mengusik hidupku yang bisa dikatakan sudah bisa melepaskanmu, yang sudah bisa mencoba tidak mengingatmu lagi.
Kamu hadir tidak sendiri, kamu bawa semua luka itu kembali, kamu membuka lagi jahitan-jahitan luka yang sudah susah payah kuobati. Apa maumu? Masihkah kamu ingin membuatku berat untuk melepasmu lagi?

Apa maumu? Membuatku kembali menyesali keputusanku dulu yang tidak sempat menjawab cintamu? Atau ingin aku kembali berharap kepadamu?
Aku sudah cukup jauh berjalan dari kisah singkat kita, sudah mulai tenang tanpa terbayang-bayang penyesalanku, sudah bisa tersenyum untuk hubunganmu dengannya tapi kenapa kamu kembali hadir lewat dunia maya kamu kembali dengan semua pesonamu yang selalu saja membuatku terpana dulu.

Seandainya dulu aku tidak membuatmu menunggu, seandainya aku tidak memintamu untuk sedikit lagi berjuang agar aku percaya dan menerimamu mungkin keadaannya tidak seperti ini.
Namun disisi lain aku bersyukur, Tuhan tunjukkan siapa kamu sebelum aku terlanjur jauh mencintaimu.
Dulu, ya memang sudah menjadi sebuah kenangan, harusnya aku sudah bisa mengikhlaskan.
Lalu selama ini apakah aku hanya mencoba ikhlas? Padahal hatiku masih sangat perih.

Aku terlalu sering memperjuangkan orang yang salah, apakah salah bila aku meminta mu sedikit berjuang kala itu, mencoba sedikit lagi meyakinkanku untuk memilihmu? Namun, kamu akhirnya menyerah dan memilih wanita itu, wanita yang sudah cukup lama menunggumu. Lalu aku kalah begitu saja, tersingkirkan dengan cepatnya diatas perasaanku yang masih bimbang.
Semua terlalu cepat sehingga aku belum berhasil merapikan perasaanku dan harus menerima kenyataan menyakitkan itu. Memang tidak benar-benar hancur perasaanku saat itu, kau tahu? Aku sudah tahu rasanya itu hingga hatiku sudah terlalu kebal, namun tetap saja sakit itu ada. Ingin rasanya aku membencimu, ya aku membencimu kala itu namun aku tetp saja tidak bisa benar-benar melupakanmu. Aku masih saja ingin tahu kabarmu, masih selalu mencari tahu kabarmu dan kabar hubunganmu dengan wanita itu walau akhirnya aku harus menelan sesak didada.

Lalu kini ketika aku sudah mulai kembali kepada hari-hari tanpa mengingatmu, ketika aku sudah mulai bisa tidak mencari tahu kabarmu, kamu hadir lagi membawa semua kenangan itu ikut bersamamu.
Harus bagaimana hatiku menyambutnya? Haruskah aku lapangkan lagi dadaku untuk tetap bisa menerima hadirmu dan semua kenanganmu?
Aku hanya wanita biasa, wanita yang terlalu rapuh untuk membencimu, yang tidak pernah sanggup melupakan seseorang yang pernah ada di hati, mana mungkin aku tidak menyambutmu kembali.

Kini akhirnya kamu berhasil kembali memenuhi lorong-lorong pikiranku dengan bayanganmu lagi, kamu berhasil masuk dalam labirim gelap hatiku lagi, terserah kamu saja kini obrak-abrik hatiku sesukamu lagi saja.

“Aku tahu bahwa aku terlalu sulit mengikhlaskanmu, namun aku harus tahu bahwa akan lebih menyulitkan lagi apabila aku tidak memilih untuk mencari bahagia lain dengan cara mengikhlaskanmu” - @Taradita18

Wednesday, July 9, 2014

Catatan Kecil Seorang Jomblo

Jomblo? HAHA
Jomblo itu apasih?
Jomblo itu bukan dosa kan?

Sebenarnya kesendirian itu hanya mengajarkan aku menjadi pribadi yang lebih baik, kesendirian itu hanya sebuah masa dimana aku bisa berinstrospeksi diri secara maksimal.

Dua tahun, bukan waktu yang sebentar, apalagi untuk umurku yang dimana kawan-kawanku sudah memiliki pasangan untuk sekedar berbagi kebahagiaan, memiliki bahu maha nyaman, memiliki seseorang yang bisa digenggam tangannya.
Jujur, kalau dibilang iri yap, aku iri.
Tapi jauh disamping semua itu, aku masih punya banyak hal yang harus aku wujudkan. Masih banyak orang-orang yang harus aku bahagiakan selain seseorang yang memiliki status pacar.

Dua tahun,aku banyak belajar dari orang-orang disekitarku, aku mencoba memahami apa itu kesetiaan, apa itu membahagiakan, apa itu kemandirian.
Namun, kadang semua itu tidak hanya harus terus diteorikan saja, ada kalanya hati bergetar lalu merasakan semua tidak hanya butuh sebuah teori.

Makin lama, kadang aku merasa Tuhan sebenarnya sangat menyayangiku, banyak orang Tuhan masukkan dalam hidupku, mereka kadang hanya datang untuk menggoreskan luka, atau hanya sekedar datang menyembuhkan luka lalu pergi begitu saja.
Aku tahu Tuhan sedang mengajarkanku sesuatu. Tuhan maha sayang kepadaku.

Kalau kupikir-pikir lagi, sebenarnya Tuhan hanya sedang ingin aku belajar, terus belajar hingga aku nanti akan siap dengan hati yang telah Tuhan kuatkan dari berbagai kesakitan yang Tuhan berikan.
Semua luka yang Tuhan beri lewat orang-orang ini nantinya akan menguatkan dinding hatiku agar kelak nanti ketika Tuhan jatuhkan orang yang tepat, hatiku sudah siap dengan segala luka dan kesakitan hingga tidak ada lagi yang mampu merobohkan.

Pernahkah kalian merasa jenuh dengan semua ketidakadilan semacam ini? Mengapa Tuhan terus memberimu cobaan?
Justru, orang yang terus diuji oleh Tuhan adalah orang-orang yang akan dinaikkan derajatnya oleh Tuhan.
Percayakah?
Ya, aku sangat percaya itu.

Namun jujur kadang sebagai seseorang yang hampir lupa rasanya dipanggil “sayang” ini, melihat teman-temannya bahagia dengan kekasihnya pastilah ada rasa iri.
Nyeseknya, kadang aku berfikir, kapan aku bisa merasakan rasanya diperhatikan oleh seorang lawan jenis seperti kawan-kawanku? Namun hati terus saja menepis, mencoba menepis rasa iri tersebut.
Dua tahun, terus saja hatiku menahan namun tidak bisa dipungkiri tetap saja keinginan itu ada.

Kini, hatiku mulai lelah menunggu, hatiku mulai meragu, hatiku mulai terbiasa dengan kesendiriannya, rasa kepekaannya mulai melemah.
Namun aku tetap yakin Tuhan telah menuliskan jodohku didalam lauh mahfudzku dan semoga Tuhan akan senantiasa membimbing jodohku sejalan dengan aku yang terus mencoba untuk memperbaiki diriku sendiri.

Yakinlah, bahwa Tuhan akan menjatuhkan kodratnya pada waktu yang tepat. Tuhan tidak mungkin salah menjatuhkan. Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kekuatan manusia.
Maka biarlah kini aku terus senantiasa memperbaiki diri agar kelak Tuhan akan memberikan hasil dari jerih payahku sesuai dengan apa yang aku perjuangkan.

Catatan kecil ini adalah catatan kecil seorang jomblo.

Sunday, May 18, 2014

Cinta Sejati?

Adakah cinta sejati itu? Mungkin.
Saat kamu sendiri, lalu tiba-tiba ada satu nama yang hadir difikiranmu.
Saat kamu memejamkan mata, ada satu sosok yang muncul dalam bayangmu.
Lalu hatimu bergetar dan kamu merasa ada energi yang maha dasyat yang mampu mendorongmu untuk berubah menjadi lebih baik.
Kau tahu? That a TRUE LOVE!


Terlihat tidak logis memang bila mendefinisikan cinta sejati dengan kata-kata yang tepat.
Aku rasa cinta sejati itu memang sulit untuk di rangkai dalam kata-kata. Ia mungkin hal yang tidak bisa dirasionalkan dalam fikiran, karena memang cinta bukan tentang kelogisan namun ketololan yang melogiskan segala hal yang bahkan tidak rasional sekalipun.

Apakah cinta sejati itu memang benar-benar ada? Haha bagiku cinta sejati itu ada.
Ya, cinta yang membuat dirimu menjadi bukan kamu yang biasa, cinta yang benar-benar bisa mengubah segala yang kamu sangkal menjadi bisa saja terjadi.

Dulu kufikir cinta sejati itu hanya tipuan-tipuan yang dibuat oleh sutradara dalam film-film dan sinetron saja.
Kupikir cinta sejati itu hanya sebatas omong kosong yang pujangga gambarkan dalam setiap puisi-puisinya.
Tapi beberapa tahun lalu ada cinta yang mampu mengubah persepsiku mengenai tipuan-tipuan sutradara dan omong kosong pujangga ini.

Dia, beberapa tahun lalu hanya sesosok laki-laki biasa, dia hanya sebatas orang biasa yang beberapa tahun lalu sempat tuhan hadirkan dalam hidupku bukan sebagai siapa-siapa.
Namun dua tahun lalu tuhan mempunyai rencana lain, tuhan hadirkan lagi ia dalam hidupku yang tiba-tiba mengusik hatiku.
Semakin lama dia mampu mengerogoti ruang-ruang dilabirin otakku dengan nama dan bayangannya.
Ibaratnya penyakit, ia sudah menjadi virus paling mengerikan ditubuhku, mengatur segala gerak-gerikku dan aku sudah dilumpuhkannya total.

Berlebihankah? Namun itulah yang mungkin kupikir adalah sebuah perasaan cinta.
Bukan ingin melebih-lebihkan namun perasaan cinta itu berbeda dengan yang pernah aku rasakan sebelumnya.
Satu tahun lalu tepatnya aku mulai tidak mampu mengendalikan perasaan ini.
Aku dan dia mulai dekat, hingga akhirnya aku benar-benar bertemu dengannya setelah beberapa tahun tidak sama sekali melihatnya.
Getaran itu, sekuat mungkin aku kendalikan, aku coba menahan gejolak yang sebenarnya membucah didalam hatiku kala itu.
Hari itu, akhirnya aku bisa menatap matanya dalam jarak setengah meter saja setelah beberapa tahun lamanya hanya bisa melihatnya dalam jarak yang terbatas layar maya.
Tangannya dan tanganku hanya sebatas beberapa centimeter saja, ingin rasanya tangan itu kugengam erat dan tak rela kulepas, namun aku sadar kita bukan siapa-siapa.

Senyumnya, adalah senyum yang hingga detik ini masih sangat ku ingat dan kukenang yng akhirnya kini adalah senyum yang bisa semu wanita didekatnya nikmati.
Namun satu tahun sudah setelah pertemuan itu aku dan dia akhirnya berjarak lagi, bahkan jarak itu semakin jauh.
Namun satu tahun ini setelah aku mengenalnya, aku akhirnya benar-benar merasakan apa itu cinta sejati menurutku.
Setiap aku mengingatnya, aku merasa dia memberiku semangat disetiap hari-hariku.
Semakin aku mencoba melupakannya, aku makin mengingatnya namun dia selalu berhasil membuatku tersenyum setidaknya dalam hayalku dia memberiku semangat.
Sejak aku selalu mengingatnya, aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, setiap aku mengingatnya aku seperti harus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Setahun sudah aku diacuhkannya, namun aku bukan semakin ingin mundur, langkahku seperti terpaku disini.
Sekalipun semua orang disekitarku mengatakan ini sebuah ketololan, namun aku rasa ketololanku ini sudah melogiskan segalanya.
Aku semakin yakin perasaan ini tuhan jatuhkan kedalam hatiku bukan untuk membuatku menjadi semakin tidak berarti, namun tuhan ingin memberikanku arti tentang sebuah harapan yang orang pikir tidak logis, asal tuhan ijinkan pasti bisa terjadi.

Jadi, sebenarnya cinta sejati itu bukan tentang keberhasilanmu mendapatkan cinta yang kamu inginkan, namun bagaimana kamu mampu berjuang untuk mendapatkan cinta yang kamu inginkan. Sekalipun gagal sebenarnya kamu sudah berhasil membuktikan kepada dirimu sendiri bahwa kamu bisa menjadikan rasa cintamu itu sebagai energi positif yang mampu mengubah hidupmu menjadi lebih baik. Biarkan tangan tuhan yang akan mengetuk palu untuk menyetujui perasaanmu atau menghapus perasaanmu itu. – Taradita

Terimakasih buat tuan maha tidak peka yang sudah menanamkan benih perasaan didalam hati saya hingga saya tak bisa berhenti memanennya.
Terimakasih tuan pesulap yang sudah pernah memainkan trik sulapnya dihadapan saya hingga kini saya masih saja terkagum-kagum.
Terimakasih tuan komedian yang telah berhasil membuat orang-orang disekitar saya tertawa atas perasaan yang pernah tuan hadirkan dalam hidup saya dan menganggap perasaan ini adalah bit yang sangat lucu dan tolol.
Anda telah mengajarkan banyak hal dalam hidup saya, walaupun akhir cerita ini tidak seperti yang selalu saya panjatkan kepada tuhan, biarlah cerita ini selalu menjadi sebuah pacuan yang membuat saya selalu menjadi manusia yang lebih baik.

Friday, April 25, 2014

Untuk calon konselor itu

Untuk calon konselor yang hanya aku tahu namanya, entah ya bagaimana harus aku mulai menulis ini.
Hanya saja saat aku menulis ini, ada banyak kupu-kupu yang sedang menari-nari diatas bayangannya, lalu senyumku mengembang dengan lucunya.

DIA calon konselor yang selalu aku curi-curi wajahnya dalam akun facebooknya, namanya sederhana namun tidak kehadirannya dalam pikiranku.
Calon konselor yang hampir lulus studi, kakak tingkat yang sedang mulai menyusun skripsinya, dan orang yang selalu berhasil menciptakan decak setiap kali aku bertemu dengannya.

Entah untuk alasan apa, sejak awal aku melihatnya duniaku seperti tercuri habis dengan bayangannya, senyumnya yang awal pertama kulihat langsung berhasil menciptakan pelangi dan tawa-tawa kecil diujung bibirku. Dia berhasil menggeser segala sosok dalam imajiku.

Untuk calon konselor yang tidak aku tahu apa-apanya, aku hanya tahu namanya, aku tahu akun facebooknya namun aku tak tahu milik siapakah hatinya. Pernah ia bercerita dalam akun facebooknya tentang perempuan lain, apakah ia sudah punya kekasih? Oh sungguh aku berharap hatinya masih kosong.

Mas, bolehkah aku menempatkanmu dalam pikiranku sebagai seseorang aku bisa aku sebut kesayangan? Aku tahu kita belum pernah kenal, bahkan mungkin kamu tidak tahu akan sosok adik tingkatmu yang dengan lancangnya selalu mencuri-curi pandang ke arahmu setiap kali kita bertemu dikampus. Aku tidak tahu apa yang bisa membuatku menjadi sangat aneh setiap melihatmu, aliran darahku seperti mengalir dengan cepatnya secepat laju perasaanku yang terlalu cepat aku simpulkan sebagai suatu perasaan yang aneh.

Semalam aku habis mengintip akun facebookmu mas, ah sial kamu ganti foto profilmu, kamu makin ganteng mas. Tiba-tiba ada debar yang tidak menentu, mengacaukan pikiranku, aku merindukanmu mas. Iya, sudah sangat lama rasanya aku tidak melihatmu dikampus. Mungkin sudah sebulan? Duabulan? Ah aku hampir lupa berapa lama, aku juga mulai lupa bagaimana wajahmu kini mas.

Bagaimana skripsimu mas? Sudah sampai bab berapa? Ah kalau kamu sudah mulai menyusun skripsi itu artinya kamu hampir lulus dan aku tidak tahu lagi bagaimana aku bisa melihatmu.
Aku belum sempat mengenalmu, aku belum sempat tahu apakah kamu sudah punya kekasih atau belum, aku belum sempat menggengam tanganmu ah kenapa aku baru mulai mengetahui sosokmu ketika kamu sudah akan lulus mas? Rasanya menyesal sekali.

Beritahu aku satu hal saja mas, bagaimana sosokmu yang tak benar-benar kukenal bisa benar-benar menyita seluruh senyumku dalam waktu sesaat?

Dari adik tingkatmu yang menyebutmu rindunya

Tuesday, March 25, 2014

Karena cinta tak semelelahkan ini

Setiap orang punya masanya sendiri untuk di lupakan kemudian melupakan, untuk berjuang kemudian mengacuhkan.

Setiap orang memiliki waktu untuk memperjuangkan apa yang menjadi harapannya, namun tidak semua harapan itu bak gayung bersambut, tidak semua usaha yang sudah berdasarkan niat ikhlaspun bisa tercapai.

Memperjuangkan perasaan kepada seseorang yang hampir bisa di katakan tidak memberikan sinyal apapun sungguh tidak mudah, apalagi bagi seseorang perempuan yang hanya mampu berdiam dan tak mampu mengungkapkan perasaannya.

Dia yang sebenarnya tahu segala perasaanku, dia yang sebenarnya mengerti betapa sulitnya aku berjuang untuk bisa masuk dalam hatinya namun ia hanya terus bertopeng keacuhannya. Dia hanya terus bersikap seolah-olah kita hanya insan biasa, kawan lama.

Setahun bukan waktu yang sebentar kan? Aku berjuang tertatih-tatih untuknya, hanya sekedar ingin mendapatkan perhatiannya, mendapatkan sedikit ruang teristimewa di hatinya namun ia juga tetap bertahan dengan perasaannya sendiri, ia masih nyaman dengan status sendirinya, ia hanya terus memilih untuk dekat dengan banyak wanita di sampingnya tanpa terikat suatu status.

Aku tahu semuanya, siapapun yang dekat dengannya, wanita siapapun itu demi apapun aku cemburu, iya. Aku egois karena mereka mampu merebut segala perhatiannya. Namun siapa aku? Tidak memiliki hak apapun untuk cemburu apalagi marah. Aku hanya yang pernah ia istimewakan sedikit dari wanita-wanita lain yang kini sudah tidak seistimewa itu lagi.

Mengapa hingga setahun berlalupun aku masih bertahan berhenti pada titik ini? Titik dimana tetap tidak ada yang bisa aku lakukan selain melihat tingkahnya dari jauh sini, aku hanya tahu apa yang ia lakukan namun aku tidak pernah bisa melakukan apapun. Kadang aku mencoba untuk memberikan lagi perhatianku padanya namun ia hanya menganggapnya biasa. Satu hal yang pernah membuatku bisa bertahan hingga satu tahun lamanya, ya, kawanku pernah bilang bahwa ia pernah sangat menginginkanku dulu, enam tahun yang lalu diwaktu aku dan dirinya masih belum benar-benar sedekat ini, ketika perasaanku masih biasa saja padanya. Bodohkah aku? Padahal ia pun tak pernah mengatakan apapun padaku, lalu apa yang bisa membuatku kuat menunggu selama dan setolol ini?

Ia tidak pernah tahu, bagaimana namanya selalu aku banggakan di depan teman-temanku, ia tak tahu betapa namanya sudah sangat bosan kawan-kawanku dengar. Aku hanya punya namanya untuk aku ceritakan pada kawan-kawanku tatkala kawan-kawanku bercerita tentang kekasih mereka dengan bahagianya, lalu aku menceritakannya sebagai seseorang yang berhasil mengganggu pikiranku selama satu tahun terakhir ini, walaupun ia bukan kekasihku. Lalu, kawan-kawanku hanya selalu tertawa seakan mengejekku yang dengan bodohnya menunggunya namun aku dengan senyuman ku katakan pada kawan-kawanku bahwa aku hanya ingin mencintainya semampuku hingga rasa ini hilang dengan sendirinya tanpa pernah aku coba memaksa perasaan ini untuk hilang, aku hanya ingin menyelesaikan ujian cinta ini sampai selesai sampai aku mampu menyimak cerita ini dengan akhir yang bahagia ataupun terluka.

Setelah akhirnya satu tahun aku berjuang untuknya, entah perasaanya masih saja sama atau bagaimana yang pasti selama satu tahun ini namanya adalah trending topic paling indah dalam pikiranku, ia sangat berhasil mengganggu hari-hariku tanpa jeda, dan ia juga mampu mengganggu obrolanku dengan tuhan hanya untuk membicarakannya dalam setiap sujudku.

Lalu, pengorbanan yang bagaimana lagi yang ia harapkan dariku? Tidakkah ia memiliki perasaan yang sama denganku? Atau aku terlalu berlebihan memperjuangkannya?
Mungkin baginya aku hanya wanita gila yang terus menggangu hidupnya selama satu tahun belakangan ini, namun wanita gila ini tidak pernah melewatkan namanya dalam setiap doa yang ia panjatkan kepada Tuhannya. Ingatlah ketika nanti akhirnya ia memilih wanita lain untuk jadi pendampingnya, katakan padaku apakah ia mampu berjuang sedalam aku berjuang untuknya? Katakan apakah ia selalu menyebut namanya dalam setiap doanya kepada Tuhan?

Dulu kukira cinta ini simpel, asal kita suka pasti kita bahagia. Namun, ternyata cinta yang sebenarnya semelelahkan ini, harus ada kata menunggu untuk hal-hal bodoh yang kita kira cinta.Ketololan yang kita sebut bahagia.