Terimakasih tuan untuk segala pengacuahanmu, kini aku sadar bahwa aku harus melangkah lebih jauh darimu :)

Sunday, March 15, 2015

Part Ketiga

Akhirnya, jarak tidak pernah sejauh yang ditakutkan. Akhirnya kita selalu berhasil meruntuhkan jarak puluhan kilometer yang membentangkan kita. Karena jarak terjauh bukan saat raga kita berada terpisah ribuan kilometer, namun ketika kita dekat namun hati kita terasa jauh.

Semuanya berjalan cukup mulus, ya.
Tiga bulan memang belum waktu yang lama untuk dua insan yang sedang mencoba menyelami hati mereka satu sama lain.
Namun, tiga bulan dengan terpisah jarak puluhan kilometer membuat kita terengah-engah mengayuh rindu. Rindu yang selalu saja memburu dikala senyummu dan senyumku tidak bisa saling memikat dan hanya bisa terikat lewat kata-kata rindu yang terkirim lewat pesan singkat.

Tiga bulan ini, kamu sudah banyak memberiku banyak waktu disela-sela sibukmu.
Walau waktumu untuk bertemu sangat terbatas untukku, bahkan sangat sulit namun kamu selalu mampu memberiku kabar dikala sibukmu cukup membuatku merasa harus baik-baik saja menjagamu dari jauh sini.
Walau tidak bisa dipungkiri sebagai wanita biasa tentu rasa cemburu selalu saja meracuniku dan kamu dengan tenang selalu mampu kembali meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja asalkan kita masih dapat saling percaya.

“Keyakinan diantara dua hati yang terpisah jarak adalah jembatan yang sangat mudah roboh bila tanpa material yang kuat bernama kepercayaan” – Taradita

Aku yakin akan banyak kerikil-kerikil tajam didepan nanti entah di part ke empat, lima, enam atau seterusnya.
Namun, kita tak perlu mengkhawatirkannya asal kita selalu mau berjalan beriringan bukan saling mendahului atau mundur.
Aku masih punya banyak kesabaran untuk memahami mu yang kadang keras kepala, kamu masih punya waktu yang panjang untuk selalu mendengar keluhanku tentang sikapmu, dan kita selalu punya rasa lapang dada untuk saling mendengar dan bermetamorfosa menjadi lebih baik.

“Siapapun yang ada dimasalalu kita hanyalah bingkai yang menghiasi taman hati kita, asal kita tidak membiaran mereka masuk lagi kedalam ruang hati kita kupikir semuanya akan tetap baik-baik saja.” – Taradita

Tidak ada yang perlu dipermasalahkan dengan masalalu kita, aku selalu yakin tidak ada orang yang memiliki masalalu yang sempurna, karena orang yang baik hari ini selalu memiliki masalalu yang buruk.
Begitupun kita, tidak peduli berapa nama wanita yang pernah singgah dihatimu dan pernah membuatmu luluh,aku yakin hari ini dan seterusnya adalah tugasku, membuatmu selalu merasa baik disetiap harimu.
Aku harus selalu memastikan bahwa pintu hatimu akan selalu aman mesti tanpa harus kukunci.

Perjalanan ini adalah perjalanan yang belum pernah kubayangkan sebelumya, aku selalu takut akan rasa kecewa dan kehilangan.
Rasanya, aku tidak mengenal selain kedua jenis spesies itu. Namun, bersama kamu aku mengenal ketulusan dan rasa nyaman.
Rasa nyaman yang banyak orang bilang mampu menjerat siapapun tanpa bisa meronta dan mengelak.
Benar, kenyamanan memang lebih buas daripada sekedar jatuh cinta, ini lebih membahayakan. Aku benar-benar sudah tidak bisa beralih dari kenyamanan ini.

Jadi tuan, masihkah kamu mau bertahan mengahadapi wanita maha moody ini jadi wanitamu?
Masihkah kamu mampu bertahan mengahadapi wanita yang selalu ngambek ketika dia kalah berdebat denganmu?
Masihkah kamu mau tahu bahwa wanita ini sudah sangat merindukanmu, dan selalu menyembunyikan kesedihannya ketika waktumu sangat sulit kamu sisakan sekedar hanya untuk bertemu dan melebur rindu?

“Karena rindu hanya perlu bertemu”

Kini, pegang tanganku dan tetaplah pegang erat hingga kita akan melewati banyak part lagi kedepannya.
Banyak part hingga kita sampai pada finish yang kita semogakan disetiap waktu kita meminta kepada Tuhan.
Hingga Tuhan meng-iyakan niat indah kita, memenangkan kita sebagai dua yang akan dijadikan satu. SEMOGA.

No comments:

Post a Comment